Om Mario, asal Anda tahu, aku gak suka sama Anda.
Oh ya? Terima kasih atas kejujuran Anda.
Udah? Gitu ajah?
Ya.
Terus?
He he … Apa lagi?
Aku baru saja bilang aku gak suka Om!
Ya, saya sudah dengar saat pertama Anda katakan.
Terus, woles aja gitu?
He he … ya.
Shiihh … payah ini, dibenci tapi woles aja.
He he … terus saya harus apa?
Marah kek, bentak aku kek, ato gimana kek … jangan acuh aja gitu.
Nah itu dia!
Tujuan dari orang yang membencimu adalah merusak kedamaian hati dan kejernihan pikiranmu.
Tujuan dari orang yang membencimu adalah merusak kedamaian hati dan kejernihan pikiranmu.
Terus, Om Mario gak terpengaruh?
Kalau saya terpengaruh, Anda senang?
Ya sih?!
Itu dia!
Kemarahanmu membahagiakan para pembenci.
Jadi untuk apa kau gembirakan dia dengan merusak perasaanmu sendiri?
Kemarahanmu membahagiakan para pembenci.
Jadi untuk apa kau gembirakan dia dengan merusak perasaanmu sendiri?
Loh????
Nanti dulu, jadi Om ini anggap aku pembenci?
Nanti dulu, jadi Om ini anggap aku pembenci?
Oooh bukan, sama sekali bukan, meskipun perilakunya mirip.
Syukurlah …
He he … ha ha ha !!!
Loh??? Kenapa Om ketawa?
Nggak, itu loh – ada kucing main piano di laut.
O ya? Di mana? Di mana?
Emang kucing bisa main piano?
Emang kucing bisa main piano?
Addduhhh Gusti, ini anak siapa sih?
Loh, Om gak tau kucing itu anak siapa?
???????
(Dalam hati: Ampun dah nih anak. Ini tipe yang kalau dibuang – tidak bisa hilang.)
(Dalam hati: Ampun dah nih anak. Ini tipe yang kalau dibuang – tidak bisa hilang.)
Kenapa wajah Om serius banget?
He he he … ha ha ha ... I love you, as always.
Mario Teguh
Unknown
as always,
Bacot,
Benci,
I love you,
Kata Kata,
Mario teguh,
Muak,
woles